Arsip Blog

Rabu, 07 September 2016

Tak Kenal Maka Kenalan (2)

Dalam dunia perkuliahan kita tidak hanya butuh kepada dosen tapi juga kakak tingkat, karena dari beliau-beliau lah kita bisa bertanya mengenai pengalamannya menjalani kuliah, bagaimana karakter dosen, kakak tingkat juga lah yang menjadi asisten praktikum. Dalam tugas berkenalan dengan kakak tingkat juga memiliki tantangan tersendiri. Meskipun jumlah yang diharuskan tidaklah banyak, namun kesulitan yang aku hadapi kali ini adalah karena rasa malu ataupun segan mengganggu ketika kakak nya terlihat sibuk di depan laptopnya. Tapi dari pengalamanku berkenalan, kakak-kakak nya bersikap open ketika kami mencoba untuk berkenalan dengan beliau. Harapanku rasa malu aku dalam berhadapan dengan orang baru bisa lama-lama berkurang, aku bisa menjalin hubungan yang baik dengan kakak-kakak tingkat, aku sadar aku pasti membutuhkan mereka. Harapanku aku bisa menjadi kakak tingkat yang juga bersikap open kepada adek tingkatku kelak.
Tak Kenal Maka Kenalan

Istilah 'Tak Kenal Maka Tak Sayang' menurutku mainstream, maka aku mengubah sedikit istilahnya dengan 'Tak Kenal Maka Kenalan'. Berkenalan dengan teman baru sebanyak +-200 orang sejujurnya membutuhkan waktu mungkin hingga satu semester bagiku untuk mengetahui semua nama teman seangkatanku. Ketika di beri tugas kenalan angkatan dengan waktu +- 1 minggu, cukup membuatku tertantang untuk mengenal mereka semua dalam waktu se singkat ini. Memang mungkin pada awalnya kenalan ini dilakukan "terpaksa" namun seiring berkenalan, aku menjadi semakin tertantang untuk mengenali mereka dan bagaimana agar mereka juga mengenaliku. Hal seperti ini sudah menjadi obsesiku sejak dahulu, ketika aku mengenali seseorang, aku akan berusaha bagaimana orang tersebut juga mengenaliku. Harapanku angkatanku bisa solid sebagaimana kesolidan angkatanku ketika SMA, yang kami selalu ada dalam suka maupun duka. Setidaknya aku merasa mempunyai keluarga disini, tidak merasa asing ataupun sendiri...

Wawancara DPA


Sebagai mahasiswa baru tentu istilah DPA belum familiar di telinga kami. Ternyata DPA merupakan dosen layaknya wali kelas pada waktu SMA. Beliau akan mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan studi kami dalam waktu secepat yang memungkinkan. Berikut cuplikan obrolan kami bersama DPA :

Nama : Sunu Wibirama, S.T., M.Eng., Dr.Eng.  
Tanggal lahir: 26 Oktober 1985 

Agama: Islam 
Hobi: Jogging, bermain sepeda
Tokoh favorit:  Sri Sultan Hamengku Buwono IX 
Quotes: Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat untuk orang lain 


1.  Bagaimana riwayat pendidikan Bapak?
S.T./B. Eng. – Electrical Engineering (2007) – Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
M.Eng. – Electronics Engineering (2010) – King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang, Thailand.
Dr.Eng. – Science and Technology (2014) – Tokai University, Japan

2.  Dari sekian banyak jenjang pendidikan yang Bapak tempuh, mana yang paling berkesan bagi Bapak?
Pendidikan S-3. Pendidikan doktoral mengajarkan kepada kita bahwa sukses studi tidak hanya mengandalkan kepandaian secara akademik, tapi juga daya juang dan kemauan keras.
3. Apakah setelah menyelesaikan pendidikan Bapak memilih bekerja di suatu perusahaan tertentu atau langsung memilih menjadi dosen? Apa alasan Bapak mengambil keputusan tersebut?
Saya menyelesaikan pendidikan S-3 dan kembali ke UGM sebagai dosen. Saya sudah terikat kontrak sebelum berangkat tugas belajar. Mengajar dan meneliti adalah dua hal yang saya sukai dan pilihan berkarya sebagai dosen memberikan ruang bagi saya untuk mengaktualisasikan apa yang saya ketahui.
4. Apa saran Bapak untuk mahasiswa baru dalam menempuh pendidikan untuk ke depannya?

- Imbangi kuliah dengan aktivitas organisasi 
- Bersungguh-sungguhlah dalam menjalani kuliah, apalagi kalau kuliah Anda dibiayai orang tua (saya dulu harus menghidupi diri sendiri untuk bisa bertahan di program studi S-1 Teknik Elektro sampai lulus). 
- Jangan meremehkan kuliah matematika, karena mata kuliah inilah yang akan menjadi dasar pola pikir engineering Anda. 
- Perbanyak olah raga, kurangi bermain gadget. 
- Selesaikan problem pribadi Anda sesegera mungkin, jangan sampai problem pribadi Anda mengganggu kuliah. 

5. Apa tanggapan Bapak mengenai masalah plagiarime yang marak di kalangan mahasiswa?
Plagiarisme adalah bibit korupsi. Bagi akademisi, plagiarisme adalah aib dan sebisa mungkin hindarilah. 

Marilah kita berlatih untuk tidak korupsi dari hal-hal yang paling dekat dengan kehidupan kita (hindari plagiarisme, mencontek, dsb.)
6. Menurut Bapak bagaimana cara menghindari plagiarisme?
Plagiarisme bisa dihindari dengan memahami apa yang menjadi penyebab plagiarisme. Dalam mengerjakan tugas kuliah, usahakan bekerja dengan kemampuan sendiri dan percayalah dengan kemampuan Anda. Mahasiswa UGM adalah mahasiswa pilihan, sehingga saya sangat percaya bekal yang dimiliki oleh mahasiswa UGM sangat cukup untuk menghasillkan karya terbaik.